NEWS UPDATE :  

Berita

Ketika Kejahatan Seksual Mengimbas Anak-anak ABK

Ketika Kejahatan Seksual Mengimbas Anak-anak ABK

Kembali pada topik pembicaraan, mengapa akhir-akhir ini anak-anak ABK banyak yg menjadi korban, atau justru menjadi pelakunya? Suatu hal yang patut dicermati.

Pertama, anak-anak ABK hakekatnya secara kematangan seksual memiliki kesamaan dengan anak-anak normal lainnya. Yakni mereka juga bisa mengalami perubahan secara fisik dan psikis, meskipun perubahan itu agak terlambat, khususnya bagi anak-anak tuna grahita. Sedangkan anak-anak tuna rungu wicara, relatif sama dengan anak-anak pada umumnya. Kekurangan mereka hanya pada organ pendengaran dan pengucapan saja.

Kecenderungan menyukai lawan jenisnya pun sama tidak ada bedannya. Yang membedakan adalah tingkat kematangan berpikir atau psikis yang jauh dari anak-anak pada umumnya.

Eksesnya, tak mengherankan jika mereka juga terlibat asmara. Kadang guru sendiri kurang bisa mengerti komunikasi yang sangat rahasia ini. Melihat anak normal saja sulit terdeteksi apalagi ABK yang model komunikasinya dengan bahasa isyarat misalnya. Seperti yang saya amati, di antara mereka yang pubertas atau ABG ternyata juga sudah mulai tertarik dengan lawan jenis. Bahkan saya seringkali memanggil dan memberikan bimbingan kesusilaan kepada  siswa-siswa saya jika kedapatan berpacaran di sekolah. Tak kurang pula melibatkan orang tua.

Sayang sekali, di antara anak-anak yang mengalami perkembangan seksualitas ini orang tua kurang mawas diri, meskipun di antara mereka ada juga yang guru, atau pejabat dinas misalnya, mereka kurang begitu merespons setiap perkembangan fisik dan psikis anaknya. Ditambah lagi masih sedikitnya komunikasi dengan guru-gurunya. Tentu persoalan yang menimpa sang anak akan sulit terdeteksi

Melihat hal ini tentu menjadi sulit bagi sekolah untuk melakukan pembinaan. Belum lagi jika ternyata orang tua yang angkuh dengan berkacak pinggang tidak menerima tuduhan bahwa anaknya telah melakukan pelanggaran. Sungguh kondisi yang memprihatinkan.

Kedua, media komunikasi, seperti HP (ponsel) atau Laptop (internet) tidak begitu diawasi oleh orang tuanya, dengan alasan anak-anak ABKsebagai sosok yang tidak mengerti akan teknologi. Padahal kenyataannya media komunikasi modern ini sudah mereka kuasai. Maka tak ayal, beberapa anak ABK seringkali menonton tontonan yang belum layak ditonton. Mereka begitu mudahnya mendapatkan fasilitas HP (ponsel) yang super komplit tapi tak pernah memeriksa apakah terdapat tontonan yang tidak layak bagi mereka.

Seringkali sekolah kami melakukan razia HP (ponsel), dan diketemukan tontonan yang tidak baik bagi anak-anak. Orang tua pun acapkali dipanggil ke sekolah terkait persoalan ini. Tapi faktanya masih ada saja guru yang kecolongan, ternyata anak masih bisa mengonsumsi tontonan yang tidak mendidik tersebut.

Entahlah, mungkin karena kesibukan, sehingga anak-anak ABK malah dianggap sepele dan dinomorduakan. Mencari kebutuhan ekonomi namun tidak sedikit yang justru mengorbankan anak-anaknya. Beruntung sekali, sampai saat ini anak saya tidak saya berikan fasilitas HP (ponsel), karena melihat belum siapnya mereka menerima teknologi modern itu.

Ketiga, karena anak ABK dianggap tidak mampu melakukan apa-apa, kerapkali orang tua menyepelekan pergaulannya. Maka yang terjadi ya seperti kasus yang banyak terjadi akhir-akhir ini justru si anak malah menjadi korban atau salah pergaulan hingga terjerat pada prilaku yang menyimpang.

Yang pasti, anak ABK adalah anak-anak istimewa yang semestinya mendapatkan perhatian yang lebih. Orang tua boleh saja mempercayai pergaulan anak-anak mereka, namun yang mesti dipahami bahwa perkembangan seksual anak ABK relatif sama dengan anak-anak pada umumnya meskipun secara mental dan kognisi agak terhambat atau terganggu.

Akhir kata, jangan pernah abaikan atau lalaikan kondisi anak-anak berkebutuhan khusus itu, karena merekapun sama bisa menjadi korban atau justru menjadi pelaku kejahatan.

Berita
NEWS UPDATE :  
Pencarian
PROFIL SEKOLAH
Polling

Penilaian Web Sekolah

  SANGAT SUKA
  SUKA
  BIASA
  KURANG SUKA
  TIDAK SUKA

  Hasil Polling
Lokasi