NEWS UPDATE :  

Berita

Sekolah Inklusi atau SLB ?

Perbedaan Sekolah SLB Dan Inklusi Untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

Setiap anak berkebutuhan memiliki  keberagaman dalam  kemampuan  baik dalam intelektual, fisik maupun psikologisnya. Lantas hal tersebut tidak bisa dipukul rata atas dasar kemampuan tersebut. Sekolah merupakan sarana interaksi berbagai arah untuk meberikan fasilitas dan aksesibilitas yang memberikan upaya sadar dan terencana untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tujuan mempersiapkan generasi bangsa.  Dalam memberikan kebutuhan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus di Indonesia ini menyelenggarakan banyak cara, yang paling sering di jumpai yaitu pendidikan di sekolah luar biasa (SLB) dan Sekolah Inklusi. Sekolah Luar Biasa adalah sistem penyelenggaraan pendidikan khusus yang terpisah dengan anak umum lainnya dimana anak – anak berkebutuhan khusus di tempatkan secara khusus sesuai dengan kebutuhannya. Dalam penyelenggarannya SLB ini ada yang mengkhususkan khusus tuna netra, tuna rungu maupun tuna daksa. Namun, karena semakin meluasnya dan terbuka sekolah reguler membuka inklusi menjadikan sekolah luar biasa sekarang mendapatkan beragam siswa dengan kemampuan beragam hal ini juga dikarenakan terkadang orang tua anak berkebutuhan khusus tidak mau repot mencari sekolah yang jauh sehingga dimasukkan ke sekolah terdekatnya, atau karena dalam  kabupaten hanya ada 1 SLB sehingga sekolah dibebankan harus menerima dengan semua kategori kebutuhan khusus. Kondisi tersebut sering di hadapi di sekolah luar biasa.

Keunggulan siswa berkebutuhan khusus di SLB

  1. Mendapatkan pelayanan khusus yang sesuai dengan kemampuannya
  2. Di kelas kemampuannya disesuaikan dengan teman – temannya, hal ini memudahkan untuk memberikan asesmen dan memberikan pelayanan
  3. Orangtua lebih memahami dan lebih ikhlas dalam mengasuh karena kondisinya di SLB beragamnya kondisi sehingga menjadikan orang tua lebih termotivasi
  4. Mendapatkan program khusus yang sesuai dengan kemampuannya yang sudah di susun dalam kurikulum

Kekurangan dalam penyelenggaraan di SLB

  1. Siswa hanya mengenal lingkungan yang sama dengan kondisinya, kurang meluas dalam interaksi dan bermasyarakat
  2. Terkadang karena kekurangan guru, dalam satu kelas masih ada bermacam-macam kemampuan sehingga siswa harus beradaptasi dengan semuanya
  3. Kurangnya pemantauan pemerintah dalam mengevaluasi hasil pembelajaran di sekolahan

Konsep pendidikan inklusi muncul dimaksudkan untuk memberi solusi, adanya perlakuan diskriminatif dalam layanan pendidikan terutama bagi anak-anak anak-anak yang berkebutuhan khusus.

Pendidikan inklusi memiliki prinsip dasar bahwa selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka. Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang menyertakan semua anak secara bersama-sama dalam suatu iklim dan proses pembelajaran dengan layanan pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik tanpa membeda-bedakan anak yang berasal dari latar suku, kondisi sosial, kemampuan ekonomi, politik, keluarga, bahasa, geografis (keterpencilan) tempat tinggal, jenis kelamin, agama, dan perbedaan kondisi fisik atau mental.

Tidak semua kondisi siswa berkebutuhan khusus mampu menjalani program di sekolah inklusi ini, sehingga beberapa difabel yang memungkinkan yaitu : tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, autis, slow learner, hiperaktif.

Kelemahan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi

  1. masih banyak sekolah inklusi yang hanya sekedar menerima siswa berkebutuhan khusus tanpa memberikan fasilitas sarana, prasarana dan mengakomodasi pembelajaran
  2. masih banyak sekolah inklusi yang membutuhkan guru pendamping khusus yang lulusan pendidikan luar biasa namun realitasnya banyak diisi dengan lulusan di luar pendidikan luar biasa
  3. masih belum akuratnya dalam adanya standarisasi dalam pengelolaan dan pembukaan pendidikan khusus di sekolah reguler
  4. masih banyaknya guru guru di sekolah reguler yang belum memahami siswa berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif
  5. seringnya terjadi ketumpang tindihan anatar guru, GPK dan orang tua siswa, disamping orang tua terkadang memiliki harapan besar yang kurang sesuai, atau guru yang belum memahami kondisi siswa
  6. masih kurangnya aksesibilitas dan sarana yang memadai bagi siswa berkebutuhan khusus seperti tuna netra dan tuna daksa dalam mendapatkan aksesibilitas di sekolah

Berita
NEWS UPDATE :  
Pencarian
PROFIL SEKOLAH
Polling

Penilaian Web Sekolah

  SANGAT SUKA
  SUKA
  BIASA
  KURANG SUKA
  TIDAK SUKA

  Hasil Polling
Lokasi